Halaman

Label

Jumat, 23 Maret 2012

Ramos Horta bisa tersingkir di putaran pertama

Minggu, 18/03/2012 16:40 WIB
Peluang Ramos Horta terpilih kembali menjadi Presiden Timor Leste tak terlalu besar.
Peluang Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta untuk terpilih kembali meredup seiring perolehan suaranya yang untuk sementara hanya berada di peringkat ketiga.
Dalam penghitungan suara, kandidat presiden dari partai oposisi Fretilin Francisco Gutteres alias Lu Olo memimpin dengan perolehan 27,28% suara.
Di peringkat kedua menyusul mantan panglima angkatan bersenjata Jose Maria de Vasconcelos alias Taur Matan Ruak dengan 24,17%.


Sedangkan Ramos Horta yang pernah akan dibunuh pada 2008 sejauh ini hanya menempati posisi ketiga dengan 19,43%.
Sesuai aturan pemilihan presiden di Timor Leste, jika tak ada kandidat yang mencapai minimal 50% di putaran pertama maka dua kandidat teratas akan kembali bertarung di putaran kedua.
Namun, nampaknya para pemilih menyukai posisi perolehan suara yang dikuasai para pejuang kemerdekaan itu.
"Bagi saya keduanya (Lu Olo dan Taur Matan Ruak) adalah figur penting karena mereka terllibat perjuangan dengan rakyat selama 24 tahun," kata Antonio Morriera, seorang pedagang sayuran.
"Jika salah satu dari mereka menjadi presiden, maka saya akan mendukung," lanjut dia.

Pemilu damai

Jalannya pemilihan presiden Timor Leste putaran pertama, Sabtu (17/3) berjalan relatif aman.
Bahkan sehari setelah pemungutan suara jalan-jalan di pusat kota Dili masih sepi dan sebagian besar toko masih tutup.
Warga memilih berada di rumah untuk memantau penghitungan suara melalui televisi dan radio. Hasil perhitungan akhir rencananya akan diumumkan dalam waktu sepekan.
"Penghitungan suara tengah berlangsung dan apapun hasilnya, adalah kemenangan bagi Timor Leste," kata Taur Matan Ruak yang mundur dari jabatan militernya untuk mencalonkan diri.
"Saya mengucapkan selamat kepada rakyat Timor Leste yang mampu menggelar pemilihan umum yang damai," tambah dia.
Dalam sistem pemerintahan Timor Leste, presiden memainkan peranan yang sangat kecil dibanding seorang perdana menteri.
Namun, posisi presiden sangat penting untuk menjamin stabilitas politik di negeri bekas wilayah Indonesia itu.
Janji peningkatan ekonomi menjadi daya tarik bagi sebagian besar pemilih di Timor Leste.
Apalagi, menurut Bank Dunia dari 1,2 juta warga Timor Leste sebagian besar hidup dengan penghasilan US$0,88 atau kurang dari Rp10 ribu per hari.
(bbc/bbc)


Sumber: www.detik.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar